prioritas asuransi

Asuransi berfungsi menanggung hal-hal yang secara finansial tidak sanggup kita tanggung, atau akan terasa berat jika harus menanggungnya sendirian. Jika sesuatu masih sanggup kita tanggung, maka hal tersebut tidak perlu diasuransikan, atau setidaknya bukan prioritas.

Prioritas asuransi diukur dari dampaknya pada keuangan kita, bukan dari frekuensi kejadiannya. Ada yang kejadiannya sering, misalnya pilek atau batuk biasa, tapi karena dampak keuangannya kecil, tanpa asuransi pun tak masalah. Tapi ada peristiwa yang kejadiannya mungkin hanya sekali, namun bekas yang ditinggalkannya tak terhapuskan seumur hidup, baik dari segi fisik maupun keuangan.

Jika akibat dari satu kejadian itu membuat seseorang langsung jatuh dalam kemiskinan, aset-aset terjual atau tergadai, terjerat dalam belitan utang, sumber penghasilan terputus, hingga keluarga terbenam dalam kesedihan dan kehinaan, maka risiko itulah yang harus kita prioritaskan untuk diasuransikan.

Ketika kita memutuskan untuk berasuransi, berpikirlah – walau sejenak saja – untuk risiko-risiko yang paling buruk. Yaitu risiko-risiko yang butuh biaya sangat besar. Istilahnya: prepare for the worsts.

Apa sajakah itu?

Setelah menimbang berdasarkan dampak keuangannya dan preminya, saya menyimpulkan setidaknya ada enam jenis proteksi yang merupakan prioritas untuk dimiliki. Empat yang pertama asuransi untuk orang, dua lagi asuransi untuk properti. Keenam asuransi tersebut ialah asuransi yang menanggung risiko meninggal dunia, rawat inap, penyakit kritis, cacat tetap, rumah, dan kendaraan.

Jika anda telah memiliki enam proteksi ini, silakan mau nambah asuransi lain juga (rawat jalan, rawat gigi, persalinan, dll), kalau memang ada dananya.

O ya, mungkin ada yang bertanya, kenapa asuransi pendidikan dan pensiun tidak disebut? Menurut saya, pendidikan dan pensiun tetap harus dipersiapkan, tapi keduanya bukan wilayah asuransi. Asuransi berkaitan dengan kejadian yang tidak diinginkan, waktunya tidak dapat diketahui, dan butuh biaya besar. Sedangkan pendidikan dan pensiun itu kejadian yang diinginkan dan waktunya pun dapat diketahui. Tapi karena keduanya butuh biaya besar, maka tetap harus dipersiapkan sejak awal melalui tabungan atau investasi.

1. Asuransi Meninggal Dunia

Asuransi yang menanggung risiko meninggal dunia menjadi prioritas pertama karena: selama masih hidup, akan selalu ada harapan. Tapi jika sudah dijemput maut, tak ada lagi yang bisa dikatakan.

Asuransi jiwa wajib bagi pencari nafkah dalam keluarga, biasanya ayah, dan juga ibu jika bekerja. Jika dana yang tersedia terbatas, inilah yang harus dibeli terlebih dahulu.

Kematian seorang ayah atau ibu berdampak pada putusnya sumber penghasilan karena tidak ada lagi orang yang mencarikan nafkah untuk keluarga. Kesedihan paling besar dialami oleh si anak. Terkadang dia harus dipelihara di rumah saudara atau bahkan dititipkan di panti asuhan. Tentunya kita tidak mau anak kita merepotkan orang lain, bukan?

Di blog ini ada beberapa produk asuransi jiwa yang dapat anda ambil. Klik di SINI untuk informasi lebih lanjut.

2. Asuransi Kesehatan Rawat Inap

Setelah proteksi dasar terpenuhi, prioritas berikutnya adalah asuransi kesehatan rawat inap untuk seluruh anggota keluarga. Asuransi kesehatan rawat inap memberikan penggantian biaya pengobatan sesuai yang dijanjikan dalam polis jika peserta mengalami rawat inap di rumah sakit. Biaya pengobatan penyakit yang memerlukan rawat inap sangat bervariasi tergantung penyakitnya, tapi pada umumnya cukup memberatkan jika harus ditanggung sendiri.

Saat ini pemerintah telah menyediakan program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari BPJS Kesehatan. Minimal anda harus punya JKN ini. Tapi jika ada dana lebih dan ingin layanan yang lebih cepat, anda bisa membeli asuransi kesehatan swasta.

Allianz menyediakan banyak produk asuransi kesehatan yang dapat anda pilih. Klik di SINI.

3. Asuransi Penyakit Kritis

Dari segi dampak keuangan, penyakit kritis dapat menimbulkan dampak yang lebih besar ketimbang kematian. Apalagi jika penyakit kritis tersebut berlangsung berkepanjangan atau tidak tersembuhkan, yang repot bukan hanya penderita, tapi juga keluarga, para kerabat, hingga teman-temannya. Contohnya, orang yang terkena stroke, jika tidak sembuh, dia jadi lumpuh dan tidak bisa bekerja seperti sebelumnya. Tapi dia harus tetap berobat sementara biaya hidup tak bisa ditunda.

Banyak orang yang belum menyadari pentingnya proteksi penyakit kritis. Mereka merasa asuransi kesehatan saja sudah cukup. Perlu diketahui bahwa asuransi kesehatan hanya membayar biaya rumah sakit, tapi sakit kritis menimbulkan dampak yang bisa lebih besar dari itu, antara lain hilangnya penghasilan karena tidak dapat bekerja lagi seperti semula.

Allianz menyediakan tiga produk asuransi penyakit kritis. Klik di SINI.

4. Asuransi Cacat 

Cacat bisa disebabkan kecelakaan ataupun penyakit. Kondisi cacat dapat menimbulkan putusnya penghasilan karena tidak mampu lagi bekerja.

Produk asuransi untuk menanggung kondisi cacat sbb:

5. Asuransi Rumah

Asuransi rumah penting karena harga rumah sangat tinggi dan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, misalnya kebakaran, banjir, atau gempa bumi, biaya perbaikan atau membangunnya kembali akan sangat memberatkan.

Allianz menyediakan produk Asuransi Rumahku Plus untuk melindungi rumah anda.

6. Asuransi Kendaraan

Asuransi kendaraan penting karena risiko yang terkait kendaraan juga lumayan besar jika ditanggung sendiri. Risiko yang mungkin terjadi pada kendaraan seperti tabrakan, tergelincir, terbakar, atau terkena banjir, dapat menguras isi dompet anda.

Allianz menyediakan asuransi Mobilku untuk melindungi mobil anda.

Demikian. []

 

Pengumuman:

Per 21 Juni 2023, saya tidak lagi menjadi agen asuransi jiwa di Allianz Life Indonesia. Per 22 Juli 2023, saya pindah ke Asuransi Hijau. Tapi saya tetap jadi agen asuransi umum di Allianz Utama Indonesia. Terima kasih. (Asep Sopyan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *