risiko asuransi

Apa itu RSCM? Ini bukan nama rumah sakit terkenal itu. RSCM berarti singkatan dari Rawat inap, Sakit kritis, Cacat tetap, dan Meninggal dunia. Empat kejadian ini membutuhkan asuransi untuk menangani dampak keuangannya.

Mengapa? Karena empat kejadian ini memiliki 3 kesamaan sekaligus, yaitu:

  1. Kejadiannya TIDAK DIINGINKAN
  2. Waktunya TIDAK DAPAT DIKETAHUI
  3. Butuh BIAYA BESAR

Itulah tiga kriteria dibutuhkannya asuransi. Satu saja ada yang kurang, asuransi tidak diperlukan. Jika kejadiannya diinginkan oleh manusia, itu bukan urusan asuransi. Jika waktunya dapat diketahui, maka tidak perlu asuransi. Dan jika tidak butuh biaya besar, maka cukuplah ditanggung sendiri.

Di luar yang empat ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait risiko jiwa dan kesehatan. Di bagian bawah, akan kita bahas beberapa jenis asuransi yang sering dicari orang dan beberapa jenis “asuransi” yang sering ditawarkan perusahaan asuransi, yaitu asuransi rawat jalan, asuransi rawat gigi, dan asuransi melahirkan, lalu “asuransi” pendidikan dan “asuransi” pensiun.

R: Rawat Inap

Kejadian rawat inap memenuhi tiga kriteria di atas: kejadiannya tidak diinginkanwaktunya tidak dapat diketahui, dan butuh biaya besar.

Dampak keuangan dari rawat inap adalah segala biaya perawatan di rumah sakit, meliputi kamar, dokter, obat, bedah, dan lain-lain. Besarnya biaya rawat inap bervariasi tergantung jenis penyakit, lamanya dirawat, dan juga fasilitas perawatan yang diperoleh. Sebagai contoh, dirawat karena tipes mungkin bisa habis sekitar 5 juta sampai beberapa puluh juta. Jika dirawat karena kanker, tentu beda lagi biayanya, bisa puluhan sampai ratusan juta. Semua itu pada umumnya terasa berat bagi kebanyakan orang.

Untuk mengantisipasi dampak keuangan dari rawat inap, produk asuransi yang tepat adalah asuransi kesehatan (askes). Askes rawat inap memberikan penggantian biaya rawat inap dan juga pembedahan di rumah sakit.

Produk askes ada yang berdiri sendiri dan ada juga yang merupakan rider (manfaat tambahan) pada asuransi jiwa. Selengkapnya pilihan produk asuransi kesehatan bisa dibaca di SINI.

S: Sakit Kritis

Kejadian sakit kritis memenuhi tiga kriteria: kejadiannya tidak diinginkanwaktunya tidak dapat diketahui, dan butuh biaya besar.

Sakit kritis dapat disebabkan faktor keturunan, gaya hidup yang buruk, pengaruh lingkungan, ataupun kecelakaan. Jadi, tidak ada yang kebal dari sakit kritis.

Dampak keuangan dari sakit kritis ada dua, yaitu biaya perawatan dan turunnya penghasilan karena kehilangan produktivitas.

Untuk mengantisipasi dampak keuangan dari sakit kritis, produk asuransi yang tepat selain asuransi kesehatan adalah asuransi penyakit kritis. Asuransi kesehatan berperan menanggulangi biaya rawat inap dan pembedahan di rumah sakit. Sedangkan asuransi penyakit kritis melengkapi apa yang tidak dapat diberikan oleh askes sebagus apa pun, yaitu uang tunai dalam jumlah besar, yang bisa digunakan untuk mengganti penghasilan akibat produktivitas yang berkurang.

Asuransi penyakit kritis ada yang berdiri sendiri, tapi pada umumnya merupakan rider (manfaat tambahan) pada asuransi jiwa. Info tentang asuransi penyakit kritis dari Allianz bisa dibaca di SINI.

C: Cacat Tetap

Cacat tetap memenuhi tiga kriteria: kejadiannya tidak diinginkanwaktunya tidak dapat diketahui, dan butuh biaya besar atau menimbulkan dampak keuangan yang berat.

Cacat tetap bisa sebagian maupun total, bisa disebabkan sakit ataupun kecelakaan. Pada titik tertentu, hilangnya fungsi anggota tubuh bisa menimbulkan hilangnya kemampuan produktif untuk mendapatkan penghasilan.

Produk asuransi yang tepat untuk mengantisipasi hilangnya penghasilan karena cacat tetap ada tiga, yaitu Personal Accident, Rider ADDB (Accidental Death and Disability), dan Rider TPD (Total Permanent Disability).

Personal Accident dan Rider ADDB memiliki manfaat yang sama, yaitu menanggung kejadian cacat tetap atau meninggal dunia karena kecelakaan. Bedanya, PA tidak menanggung cacat tetap sebagian, sedangkan Rider ADDB menanggung cacat tetap sebagian. Cacat sebagian misalnya hilang satu ruas jari atau satu tangan, sedangkan cacat total yaitu hilangnya fungsi dua tangan, dua kaki, atau dua mata. Ada pun Rider TPD hanya menanggung cacat tetap total, tidak menanggung cacat tetap sebagian, tapi penyebabnya bisa disebabkan oleh sakit ataupun kecelakaan.

M: Meninggal Dunia

Meninggal dunia memenuhi tiga kriteria: kejadiannya tidak diinginkanwaktunya tidak dapat diketahui, dan butuh biaya besar atau menimbulkan dampak keuangan yang berat, khususnya bagi anggota keluarga yang ditinggalkan oleh pencari nafkah utama.

Dampak keuangan dari meninggal dunia yang pasti adalah biaya penyelenggaraan jenazah dan pemakaman. Lalu sesuai dengan budaya di banyak daerah di Indonesia, tradisi yang menyertai kematian pun tidak jarang membutuhkan biaya tinggi. Dan jika kejadian ini dialami oleh pencari nafkah dalam keluarga, maka hilang pulalah sumber nafkah keluarga tersebut.

Uang pertanggungan meninggal dunia merupakan manfaat dasar pada semua produk asuransi jiwa. Jika anggaran terbatas, asuransi jiwa merupakan produk asuransi pertama yang wajib dimiliki oleh pencari nafkah dalam sebuah keluarga, sebelum beranjak ke jenis asuransi lainnya.

Info tentang produk asuransi jiwa dari Allianz dapat dibaca di SINI.

Itulah RSCM (Rawat inap, Sakit kritis, Cacat tetap, Meninggal dunia), empat risiko yang memerlukan asuransi untuk menangani dampak keuangannya. Di luar RSCM tidak disarankan pakai asuransi.



Asuransi di Luar RSCM

Di luar RSCM, ada beberapa jenis asuransi yang produknya memang tersedia di pasaran, tapi sebetulnya tidak diperlukan atau pada hakikatnya bukan ranah asuransi.

Rawat Jalan

Rawat jalan memenuhi dua kriteria pertama (tidak diinginkan dan waktunya tidak dapat diketahui), tapi tidak memenuhi kriteria ketiga yaitu dampak keuangan yang berat. Dampak keuangan dari rawat jalan seperti batuk-pilek-demam itu relatif ringan, sehingga pada umumnya bisa ditanggung sendiri.

Saran terbaik untuk mengantisipasi rawat jalan adalah menyiapkan dana darurat sejumlah yang diperkirakan akan diperlukan untuk biaya rawat jalan. Misalnya tahun lalu pergi 3 kali ke dokter dengan biaya 150 ribu per kunjungan, maka tahun ini kita siapkan uang sekitar 500 ribu dengan tujuan khusus untuk mengantisipasi biaya rawat jalan.

Jika biaya rawat jalan hendak disiapkan lewat asuransi, produk yang tersedia di pasaran jarang sekali. Dan kalaupun ada, preminya mahal sekali. Sebagai contoh, untuk mendapatkan manfaat rawat jalan sebesar maksimal 5 juta setahun, preminya sekitar 2,5 juta setahun. Perbandingan antara premi dengan manfaat hanya sekitar satu banding dua. Sangat tidak worth it. Bandingkan dengan premi rawat inap, misalnya 2,5 juta per tahun, manfaatnya bisa ratusan juta per tahun.

Mengapa premi rawat jalan itu mahal? Karena potensi klaimnya sering dan mudah disalahgunakan. Daripada repot dengan nilai uang recehan, ya sudah dibikin mahal saja preminya.

Rawat Gigi

Sama seperti rawat jalan, rawat gigi pun memenuhi dua kriteria pertama, tapi tidak kriteria ketiga. Saran terbaik untuk mengantisipasi rawat gigi adalah menyiapkan uang sejumlah yang kira-kira diperlukan untuk biayanya. Misal, tahun lalu pergi ke dokter gigi 3 kali dengan total biaya 1 juta, maka tahun ini kita siapkan pula sekitar 1 juta khusus untuk biaya rawat gigi, jika memang sudah rutin merawat gigi.

Melahirkan

Melahirkan tidak memenuhi tiga kriteria di atas sekaligus.

Kriteria pertama, melahirkan anak jelas merupakan sesuatu yang diinginkan oleh ibu bapaknya. Lalu kriteria kedua, secara garis besar, waktu melahirkan itu dapat diketahui. Ketika seorang istri diketahui terlambat bulan, bisa diperkirakan dengan tepat bahwa ia akan melahirkan delapan bulan kemudian.

Lalu kriteria ketiga, dampak keuangan dari melahirkan bisa besar atau kecil, tergantung gaya hidup. Jika tak keberatan melahirkan di bidan dan puskesmas, biaya melahirkan relatif kecil dan bisa ditanggung sendiri. Jika gaya hidup mengharuskan seorang ibu melahirkan di rumah sakit, uang beberapa juta rupiah masih bisa diusahakan. Dan jika pun harus melahirkan secara caesar, biayanya masihlah terukur, tidak sampai bikin bangkrut.

Dampak keuangan dari melahirkan yang terbesar biasanya bukanlah operasinya, tapi tradisi yang menyertainya (akikah dan upacara pemberian nama, persiapan kebutuhan bayi, dll), yang tentu saja tidak ada asuransi yang menanggungnya.

Kabar baiknya, saat ini asuransi untuk rawat jalan, rawat gigi, dan melahirkan bisa memakai program Jaminan Kesehatan Nasional dari BPJS Kesehatan. Jika pakai asuransi swasta khususnya yang individu, preminya akan mahal sekali, tidak sebanding dengan manfaatnya.

Pendidikan

Sering orang menanyakan “asuransi” pendidikan. Kata “asuransi” pada istilah asuransi pendidikan sengaja saya bubuhi tanda petik, untuk menunjukkan bahwa sebetulnya cara untuk mempersiapkan dana pendidikan itu bukanlah melalui asuransi, melainkan investasi atau tabungan.

Memang sejak lama perusahaan asuransi telah mengeluarkan produk yang disebut “asuransi pendidikan” dan produk semacam ini cukup diminati oleh masyarakat. Tapi sebetulnya, pada produk tersebut, dana yang dicairkan untuk membayar dana tahapan pendidikan bukanlah diambil dari dana asuransinya, tapi dari sisi investasi atau tabungannya. Sedangkan sisi asuransi pada produk “asuransi pendidikan” bukanlah untuk dana tahapan ketika si anak memasuki jenjang pendidikan, melainkan untuk mengantisipasi musibah yang menimpa tertanggung atau pemegang polis, misalnya jika meninggal dunia atau terkena penyakit kritis.

Pendidikan tidak memenuhi kriteria pertama karena pendidikan merupakan kejadian yang diinginkan. Tidak juga kriteria kedua karena pendidikan itu waktunya dapat diketahui. Sedangkan kriteria ketiga, dampak keuangan dari biaya pendidikan mungkin besar, tapi hal ini tergantung gaya hidup keluarga yang bersangkutan.

Pada umumnya, orangtua akan menyekolahkan anaknya di tempat yang mereka mampu membayar iuran bulanannya. Jika keluarga tsb tergolong tidak mampu, banyak sekolah negeri gratis yang bisa dimasuki.  Dan jika si anak cukup pintar, ia bisa mencari beasiswa untuk mendapatkan sekolah yang bagus. Banyak lembaga atau para dermawan yang bersedia membiayai sekolah anak yang pintar dan berasal dari keluarga tidak mampu.

Kesimpulannya, pendidikan anak tetap perlu dipersiapkan, tapi tidak perlu melalui produk asuransi. Jika dipaksakan dipersiapkan lewat produk asuransi, entah berbentuk endowment (asuransi tradisional) ataupun unit-link, potongan biayanya besar sekali. Padahal untuk mendapatkan dana pendidikan yang sebesar-besarnya, potongan biayanya haruslah yang sekecil-kecilnya. Pilihan yang lebih disarankan adalah tabungan pendidikan yang dikeluarkan oleh bank. Dan jika bisa berinvestasi, itu lebih baik lagi, misalnya di reksadana, saham, atau properti.

Pensiun

Seperti halnya pendidikan, pensiun pun tidak memenuhi kriteria pertama dan kedua. Pensiun itu kejadian yang diinginkan dan waktunya dapat diketahui, atau setidaknya dapat direncanakan. Mengenai dampak keuangan, pensiun itu justru butuh biaya yang sangat besar, karena seseorang yang pensiun harus dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sampai batas waktu yang tidak dia ketahui, sementara saat itu dia tidak bekerja lagi.

Sebagai contoh, jika seorang dengan kebutuhan 5 juta per bulan ingin pensiun, saat itu dia harus memiliki uang tunai senilai minimal 1,2 miliar, di mana uang ini jika dia simpan di deposito yang memberikan imbal hasil 5% per tahun, maka dari imbal hasilnya saja dia bisa hidup selamanya tanpa harus mengurangi simpanan pokoknya.

Untuk bisa punya uang 1,2 miliar bukan sesuatu yang mudah, apalagi bagi orang dengan penghasilan 5 juta per bulan. Jika dia bisa menabung 1 juta saja per bulan, dibutuhkan waktu 1.200 bulan atau 100 tahun untuk bisa terkumpul 1,2M. Diperlukan suatu instrumen investasi dengan imbal hasil yang tinggi secara konsisten dalam jangka panjang, namun dengan biaya rendah (dan itu bukan produk asuransi), untuk bisa menghasilkan uang sejumlah yang ditargetkan untuk menghidupi masa pensiun. Atau jika hal itu dirasa sulit dicapai, diperlukan usaha tambahan untuk mendapatkan penghasilan tambahan yang bisa dicadangkan khusus untuk kebutuhan hidup di masa pensiun.

Memang, seperti halnya “asuransi pendidikan”, “asuransi pensiun” pun dikeluarkan oleh perusahaan asuransi. Namun sebetulnya, dana pensiun yang kelak diberikan kepada para nasabah bukanlah diambil dari sisi asuransinya, melainkan dari sisi investasinya.

Demikian. []



Untuk konsultasi tentang asuransi Allianz, silakan menghubungi saya:

Asep Sopyan (Business Partner Allianz)

HP/WA: 082 111 650 732 | Email: asepsopyan.asn@gmail.com | Youtube: 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *