Jika umur sudah tua, perlukah ambil asuransi jiwa? Tergantung kondisi. Ada lima kemungkinan jawaban.
1. Tidak Butuh
Jika si orang tua telah berinvestasi dengan baik semasa muda dan kini aset-asetnya sudah bejibun, semua anaknya sudah mandiri, dan tidak lagi punya utang, maka dia tidak butuh asuransi jiwa. Yang dia butuhkan hanya asuransi kesehatan, atau sejumlah uang yang cukup untuk membayar biaya-biaya kesehatannya.
2. Butuh
Jika si orang tua tidak berinvestasi sejak muda, atau sekarang masih punya anak yang harus dinafkahi, atau utangnya belum lunas, maka dia masih butuh asuransi jiwa.
Atau jika orang tua ini hidup dalam budaya yang tradisi kematiannya membutuhkan dana yang besar, maka dia bisa mempersiapkannya melalui asuransi jiwa agar nanti tidak memberatkan anak-anaknya.
3. Perlu
Mungkin anak-anak sudah mandiri, tapi hidup mereka masih pas-pasan. Tempat tinggal masih ngontrak atau malah masih numpang. Ingin kredit rumah, DP-nya kemahalan. Dan melihat perkembangan karir mereka sekarang, sepertinya butuh waktu sangat lama bagi mereka untuk mengumpulkan uang kontan puluhan juta untuk bayar DP rumah, atau mungkin tidak akan kesampaian.
Si orang tua ingin sekali membantu anak-anaknya, tapi hartanya juga tidak banyak-banyak amat. Maka salah satu cara yang bisa dia tempuh adalah mengambil asuransi jiwa. Tepatnya asuransi jiwa yang bisa berlaku seumur hidup. Saya kira UP 100 juta atau 200 juta akan sangat berharga untuk anak-anaknya. Dan untuk orang tua di atas 50-an, preminya malah lebih murah di unit link daripada di term life. Selain itu unit link bisa berlaku seumur hidup, term life tidak.
Dengan cara ini, walaupun ketika hidupnya si orang tua melihat anak-anaknya masih ngontrak, ia bisa memastikan anak-anaknya punya rumah ketika ia meninggal dunia.
4. Ingin
Jika si orang tua telah punya aset yang cukup, tidak lagi punya tanggungan dan utang, anak-anaknya juga sudah mandiri dan mapan, maka bisa saja dia mengambil asuransi jiwa atau mempertahankan asuransi jiwa yang telah dimilikinya.
Lalu untuk apa uang pertanggungannya?
Untuk disedekahkan.
Saya ingin menegaskan poin keempat ini. Marilah kita berpikir lebih jangka panjang, bervisi lebih akhirat. Uang pertanggungan asuransi jiwa, mungkin 1 miliar, 500 juta, atau hanya 100 juta, akan cukup besar nilainya jika disumbangkan. Pernahkah anda menyumbang uang sebesar itu untuk pembangunan masjid? Atau untuk panti asuhan? Atau untuk sebuah lembaga pendidikan? Atau untuk lembaga penelitian kanker? Atau untuk memodali seorang yang tengah merintis usaha keluar dari kemiskinan?
Dengan memiliki asuransi jiwa, kita bisa menyumbang uang sebesar yang bisa dilakukan orang-orang kaya dan dermawan. Asal tempat penyalurannya tepat, sedekah kita akan bernilai jariyah, yang pahalanya mengalir terus sampai hari kebangkitan. Semoga.
5. Tidak Bisa
Ada orang tua yang sebetulnya masih butuh asuransi jiwa; dia masih punya anak kecil, KPR belum lunas, dan anak yang paling tua pun belum mapan ekonominya.
Tapi asuransi jiwa bukan barang yang gampang dibeli siapa saja. Hanya orang-orang tertentu yang bisa memiliki asuransi jiwa, yaitu mereka yang sehat. Jika orang yang sudah tua ini tidak sehat lagi fisiknya, walaupun punya uang dia tidak akan bisa beli asuransi jiwa.
Selain itu, jika usianya sudah melewati 70 tahun, walaupun sehat dan punya uang, tidak bisa juga dia beli asuransi jiwa.
Lalu berapa premi asuransi jiwa untuk orang yang sudah tua? Bagaimana daftarnya? Bagaimana cara klaimnya?
Klik di artikel “Asuransi Jiwa untuk Orang Lanjut Usia“.